Inilah bumi Allah yang makin banyak dihuni oleh orang-orang rakus harta, hanya sibuk dengan urusan dunia semata. Allah memang telah menjamin bahwa dunia ini memang syurganya bagi orang-orang kafir dan penjara bagi orang mukmin. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ ، وَجَنَّةُ الكَافِرِ “Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir” (HR. Muslim).
Dari Amr bin ‘Auf radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَوالله مَا الفَقْرَ أخْشَى عَلَيْكُمْ ، وَلكِنِّي أخْشَى أنْ تُبْسَط الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا ، فَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أهْلَكَتْهُمْ “Demi Allah. Bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian. Akan tetapi aku khawatir ketika dibukakan kepada kalian dunia sebagaimana telah dibukakan bagi orang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian pun berlomba-lomba dalam mendapatkannya sebagaimana orang-orang yang terdahulu itu. Sehingga hal itu membuat kalian menjadi binasa sebagaimana mereka dibinasakan olehnya” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dunia ini tidak lepas dari fitnah, dan setiap orang memiliki fitnah. seperti sabda Rasulullah
Sesungguhnya setiap umat memiliki fitnah, sedangkan fitnah ummatku adalah harta” (HR. Tirmidzi, dia berkata: ‘hadits hasan sahih’). Jadi jangan heran pabila menyaksikan mereka,orang-orang kafir yang selalu berhasil dalam hidupnya, apapun yang mereka kerjakan selalu diberikan kemudahan dan kelancaran, menumpuk kekayaan dan kekuasaan dan tidak pernah miskin. Sebab dengan hartanya itulah, azab akan menggiring mereka ke padang mahsyar.Naudzubillahminzalik.
Lalu siapakah orang orang kafir tersebut?
Banyak orang beranggapan bahwa orang kafir hanyalah ditujukan pada non muslim ( beragama lain selain Islam ), padahal bisa jadi orang yang beragama Islam itu sendiri termasuk golongan orang-orang kafir. Secara etimologis kufr berarti tabir, tutup, tirai, dan pengingkaran. Sesuatu yang menutupi sesuatu yang lain dapat disebut kafir. Dengan demikian, malam juga dapat disebut kafir karena malam menutupi segala sesuatu. Kafir juga berarti petani, karena ia menutupi benih dengan tanah. Orang Arab menyebut seorang petani dengan sebutan “kafir”. Dalam al-Qur’an (al-Hadid [57]: 20) disebut, ka matsali ghaits a’jaba al-kuffar nabatuhu (seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani)
1. Orang yang tidak bisa bersyukur dan berterima kasih
Kafir bukan orang yang tak beriman kepada Allah, melainkan orang yang tak bersyukur atas karunia-Nya
Dalam al-Qur’an, kufr memiliki beragam arti, di antaranya adalah: Pertama, kufr sebagai lawan dari syukur. Dengan demikian, orang yang tidak mensyukuri nikmat atau karunia Allah juga disebut sebagai kafir. Allah juga berfirman (QS, al-Baqarah [2]: 152), “karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”. Kata kufir dalam ayat ini, menurut al-Qurthubi, berarti menutup karunia atau nikmat yang diberikan Allah. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat)ku, maka sesungguhnya azabku sangat pedih”
2. Kafir bermakna Orang-orang sesat ( menukar keminanannya dengan kekafiran )
kufr sebagai lawan dari iman. Firman Allah, “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu sebagai pemimpin-pemimpin kamu, jika mereka lebih menyukai kekafiran daripada keimanan” (QS, al-Tawbah [9]: 23)
3. Orang cuek yang tidak memiliki kepedulian sosial adalah Kafir
Orang yang tak berinfak termasuk ke dalam golongan orang-orang kafir. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang suatu hari yang pada hari itu tidak ada lagi lagi jual beli, persahabatan yang akrab, dan syafaat. Orang-orang yang kafir itulah orang-orang zalim” (QS, al-Baqarah [2]: 254)
4. Kafir berarti Orang orang dzolim
Allah berfirman (QS, al-Baqarah [2]: 254), “Orang-orang kafir itu adalah orang-orang zalim”. Allah juga berfirman (QS, al-Nisa’ [4]: 168), “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kelaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka”. Allah juga berfirman, “Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang berbuat dusta kepada Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahanam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang kafir” (QS, al-Zumar [39]: 32)
5. Kafir dalah Orang yang menghalangi orang lain dalam mencari kebenaran.
~ Firman Allah, “Mereka melarang (orang lain) mendengarkan al-Qur’an dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari” (QS, al-An`âm [6]: 26).
~ Firman Allah, “(yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan akhirat” (QS, al-A’raf [7]: 45)
~ firman Allah, “sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahanam-lah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan...” (QS, al-Anfal [8]: 36
6. Orang kafir adalah Orang yang putus asa
Dalam al-Qur’an (Yusuf [12]: 87) disebutkan, “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”
7. Orang yang melakukan tindakan kriminal seperti membunuh juga disebut sebagai kafir
“Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: "Hati kami tertutup." Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka” (QS, al-Nisa’ [4]: 155)
Mari kita sikapi hidup ini dengan bijak, harta atau kekayaan jangan sampai menjadi fitnah lalu membawa azab dikemudian hari. Kemiskinan atau kegagalan bukan berarti Allah tidak adil dan tidak sayang. Sungguh beragam cara Allah menyelamatkan umatNYA untuk menjadi penghuni Syurga Allah dengan melalui ujian dan peringatan. Tidak ada kehdupan sejati selain kehidupan akhirat, seperti sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , كُنْ في الدُّنْيَا كَأنَّكَ غَرِيبٌ ، أَو عَابِرُ سَبيلٍ “Jadilah kamu di dunia seperti halnya orang asing atau orang yang sekedar numpang lewat/musafir” (HR. Bukhari)